Menteri Kebudayaan Hadiri Upacara Yadnya Kasada 2025: Jadikan Kekayaan Budaya Lokal Bromo sebagai Daya Tarik Internasional

Probolinggo, 11 Juni 2025 — Menteri Kebudayaan, Fadli Zon menghadiri prosesi upacara adat Yadnya Kasada 2025 yang digelar di Pura Luhur Poten, kawasan Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Upacara Yadnya Kasada merupakan warisan budaya lokal Indonesia yang dapat menjadi daya tarik internasional.

Dalam keterangannya, Menbud menyatakan bahwa upacara ini merupakan bagian dari tradisi masyarakat Tengger yang mencerminkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta penghormatan terhadap leluhur Gunung Bromo.

“Ini adalah bagian dari upacara tradisi masyarakat suku Tengger yang perlu kita jaga. Kita baru saja menjalani satu perjalanan menuju puncak Bromo dan pemandangannya luar biasa. Ini adalah bentuk syukur kepada Tuhan dan bagian dari budaya yang sangat kaya,” ujar Menteri usai mengikuti prosesi.

Upacara Yadnya Kasada rutin digelar setiap tahun pada bulan ke-12 kalender Tengger, bertepatan dengan bulan purnama. Salah satu inti dari prosesi ini adalah larung sesaji ke kawah Gunung Bromo sebagai simbol persembahan kepada Sang Hyang Widhi serta penghormatan terhadap leluhur.

Menbud juga menyampaikan bahwa keindahan dan kekayaan budaya di kawasan Bromo bukan hanya menjadi warisan budaya lokal, tetapi juga daya tarik internasional. “Kita berharap tradisi ini tetap lestari dan semakin banyak masyarakat dari luar, termasuk internasional, datang untuk melihat kekayaan budaya Nusantara. Termasuk bagaimana toleransi kita jaga di sini, dan tentu saja menikmati alam Bromo yang sangat impresif dan indah,” tuturnya.

Di sisi lain, Menteri Kebudayaan juga menyoroti pentingnya menjaga kelestarian lingkungan seiring dengan meningkatnya jumlah pengunjung. Dirinya menyampaikan bahwa meskipun ada potensi dampak seperti sampah, masyarakat setempat telah berkomitmen untuk membersihkan kawasan secara gotong-royong dalam 1 sampai 2 hari setelah perayaan.

Turut mendampingi Menteri Kebudayaan dalam kegiatan ini, yaitu Staf Khusus Menteri Bidang Protokoler dan Rumah Tangga, Rachmanda Primayuda; Staf Khusus Menteri Bidang Sejarah dan Pelindungan Warisan Budaya, Basuki Teguh Yuwono; dan Direktur Bina Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Sjamsul Hadi.

Dalam rangkaian upacara di Bromo, Menteri Kebudayaan juga melakukan Tengger Nandur di Desa Ngadipura, Probolinggo. Tengger Nandur merupakan upaya pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kebudayaan dengan masyarakat setempat, dalam melestarikan lingkungan di kawasan sakral Punden sekaligus sebagai bentuk spiritualitas harmoni warga Tengger dengan alam, melalui penanaman tumbuhan yang hidup di kawasan Bromo. Dengan terjaganya alam, masyarakat Tengger bisa melanjutkan religi dan budaya yang menekankan harmoni manusia, sesama makhluk hidup, alam, dan Tuhan.

Kekayaan budaya masyarakat Tengger di Bromo dan harmonisasi hidup dengan alam merupakan bagian dari kekayaan budaya nasional Indonesia. Kementerian Kebudayaan mengapresiasi masyarakat hukum adat Tengger yang telah melestarikan tradisi leluhur sehingga saat ini masih dapat terus berlangsung.