Larantuka, 25 April 2025. Melanjutkan kunjungan kerjanya di Nusa Tenggara Timur, Menteri kebudayaan beserta rombongan menuju Larantuka, Flores Timur. Dalam kunjungannya kali ini, Menbud Fadli Zon berkesempatan untuk mengunjungi Kantor Bupati Flores Timur, bersama dengan Wakil Gubernur NTT, jajaran Bupati dan Camat se-Adonara, HIMPI & Kepala Bank NTT.
Bupati Flores Timur, Antonius Doni Dihen, menyambut dengan baik kedatangan Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, yang menurutnya telah dikenalnya semenjak menjadi aktivis hingga sekarang ini, sekaligus mengucapkan selamat datang ke Bumi Lamaholot.
Sedangkan Wakil Gubernur NTT, Dohni Asadoma, mengingatkan kepada jajaran pimpinan daerah yang hadir bahwa kunjungan Menbud bukan untuk berlibur, tapi memiliki misi untuk memajukan NTT, khusussnya di Lembata dan Flores timor. Harapannya selepas berkunjung, Menteri dapat menceritakan kondisi masyarakat dan situasi infrastruktur di Flores Timur kepada Presiden dan Wakil.
Menteri Kebudayaan dalam sambutan singkatnya menyampaikan terkait dengan infrastruktur, Ia merasa perlu adanya museum yang komprehensif di Bumi Lamaholot. Menbud menyampaikan ada stimulus yang diberikan oleh negara berupa Dana Abadi Kebudayaan (DAK) dan fasilitasi lainnya yang dapat dimanfaatkan (untuk museum). “Sekali lagi saya sampaikan, museum adalah etalase budaya, yang menjadi wajah kebudayaan sutu daerah,” tutup Menbud.
Setelah pertemuan di Kantor Bupati Flores Timur, Menbud menyeberangi Pulau Larantuka menuju Adonara menuju Desa Sukutokan untuk menyaksikan Pentas Kolosal Sole Oha oleh Masyarakat Adonara. Setibanya di Desa Sukutokan Menbud disamput dengan gegap gempita oleh masyarakat sekitar yang telah menunggu kedatangannya. Tarian Hedung atau tarian perang tradisional yang berasal dari masyarakat Adonara, serta berbagai prosesi adat mengiringi kedatangan Menbud yang diiringi oleh Wakil Gubernur NTT, menuju lokasi acara.
Menbud menyampaikan jika mendapatkan sambutan ini merupakan kebahagiaan tersendiri untuk menyaksikan kekayaan budaya kita. “Tentu kami sangat menghargai ini sebagai kekayaan nasional kita. Semoga kita dapat terus menjaga data dan tradisi ini sebagai jati diri bangsa,” sambungnya.
Ditengah kemajuan zaman dengan berbagai platform, menurut Menbud harus membagikan informasi tentang tradisi kita. Misalnya tarian perang tadi, apalagi dengan menggunakan peralatan yang asli. Ini merupakan ekspresi seni dan budaya yang luar biasa. Kita harus mengenalkan ini ke masyarakat dunia. Karena ada makna dan pesan-pesan yang baik melalui seni tradisi ini. Misalnya tentang menjaga alam dan persaudaraan,” ujarnya.
“Kita berharap di bawah pimpinan para kepala Daerah di NTT, budaya jangan ditaruh di belakang tapi ditampilkan di depan. Budaya kita taruh di depan sebagai estafet ke generasi mendatang. Jangan sampai kita kehilangan jati diri sebagai masyarakat negeri ini,” tutup Menbud di hadapan kurang lebih 300 warga Desa Sukutokan.
Selepas makan malam bersama warga, Menbud menyempatkan diri menjumpai dan berdiskusi dengan warga serta jajaran pemerintah daerah. Pada kesempatan itu umumnya para warga menanyakan perihal bantuan untuk komunitas kebudayaan, dan juga permintaan untuk membangun rumah budaya di Hamaholot.
Menbud menyampaikan jawabannya dengan menyebutkan jika Kementerian Kebudayaan punya Dana Abadi Kebudayaan, namun harus merupakan menjadi stimulus, dan harus ada kolaborasi antara pemerintah-pemerintah, atau pemerintah-swasta. Menbud turut menyampaikan jika di NTT juga ada Balai Pelestarian Kebudayaan yang dapat dihubungi sewaktu-waktu. “Melindungi saja tidak cukup. Harus ada pemanfaatan hingga menjadi ekonomi budaya di hulunya menjadi ekonomi kreatif. Budaya juga bisa menyumbang ke ekonomi budaya dan industri budaya,” tutup Menbud.
Selepas berdiskusi, Menteri Kebudayaan dengan didampingi masyarakat berbondong-bondong menuju Lapangan Lewo Werang, Sukutokan. Di lapangan tersebut Menbud disuguhi berbagai macam permainan tradisional seperti Kote atau Gasing. Setelahnya masyarakat ramai-ramai serempak menarikan tari tradisional Sole Oha, sebagai salah satu bentuk syukur karena Menbud bersedia datang jauh dari Jakarta untuk memenuhi undangan mereka.
Pada kesempatan ini Menteri Kebudayaan menyambut baik dengan ikut serta saat masyarakat mengajak untuk mengikuti tarian tradisional dari masyarakat Lamaholot tersebut. Tari Sole Oha dilakukan secara berkelompok dengan gerakan melingkar, memegang tangan, dan bernyanyi bersama.Tujuannya adalah sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada Tuhan serta leluhur.