Peringati Hari Kartini, Kementerian Kebudayaan dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Suarakan Peranan Perempuan dalam Budaya

Jakarta, 21 April 2025 – Sejalan dengan amanat kolaborasi yang ditegaskan oleh Presiden Prabowo Subianto guna mendorong keberhasilan suatu bangsa, Kementerian Kebudayaan bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) gelar pertunjukan seni kolaboratif Merayakan Hari Kartini bertajuk “Habis Gelap Terbitlah Terang” Suara Perempuan dalam Budaya, di Plasa Insan Berprestasi, Kementerian Kebudayaan, Jakarta.

Acara ini dihadiri oleh Para Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih; Ibu Negara ke-4 Republik Indonesia; Wakil Ketua Komisi X DPR RI; Komisi VIII DPR RI; sejumlah perwakilan Duta Besar negara sahabat; Solidaritas Perempuan Untuk Indonesia (SERUNI) Kabinet Merah Putih; perwakilan Kementerian/ Lembaga lainnya, serta jajaran Kementerian Kebudayaan dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Di hadapan audien yang memenuhi Plaza Insan Berprestasi, Menbud Fadli Zon dalam sambutannya menyampaikan sosok Kartini sebagai sosok yang sangat besar bagi bangsa Indonesia, bahkan perjuangannya pun dirangkai menjadi sebuah lagu oleh WR. Supratman. Tak hanya itu, pemikirannya turut menyumbang satu peran sehingga Belanda mengeluarkan sebuah strategi yang kemudian membuat banyak pribumi bisa mengenyam pendidikan.

“Emansipasi akhirnya didapatkan oleh R.A. Kartini dengan jasa-jasanya dan R.A. Kartini dinobatkan menjadi pahlawan nasional oleh Presiden Soekarno pada tahun 1964, menjadi pahlawan nasional pertama perempuan di Indonesia,” tutur Menbud Fadli Zon.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifah Fauzi, dalam sambutannya memaparkan perjuangan Kartini yang relevan dengan Asta Cita pembangunan nasional Indonesia. Menteri Arifah juga menyampaikan pentingnya suara perempuan sebagai kunci menuju bangsa yang adil, setara, demokratis, dan berkepribadian.

“Mari kita teruskan semangat Kartini, mari kita wujudkan cita-cita bangsa melalui kebudayaan yang inklusif, adil, dan memberdayakan. Suara perempuan bukan sekadar suara hati, tetapi suara kemajuan bangsa. Perempuan berdaya, anak terlindungi, menuju Indonesia emas 2045,” tegas Arifah Fauzi.

Pada acara inti, di hadapan ratusan tamu dan undangan yang hadir, sejumlah tokoh perempuan menampilkan musikalisasi surat-surat R.A. Kartini. Gema harapan Kartini ini ditampilan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifah Fauzi; Aktivis perempuan, Inayah Wahid; aktris tanah air, Olga Lidya; dan Penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia Bidang Sastra, Zakia Minang Ayu, serta diiringi petikan gitar yang syahdu dari Dewa Budjana, dilanjutkan lantunan suara merdu dari Trie Utami yang menyanyikan lagu Ibu Kartini.

Tampil setelahnya, yakni Gema Suara Choir DWP Kemenbud, yang merupakan paduan suara para perempuan di lingkungan Kementerian Kebudayaan. Mengantarkan penampilan tersebut, Ibu Menteri Kebudayaan, Grace Fadli Zon sampaikan pesan semangat perempuan yang tak pernah padam dalam cinta, pengorbanan, dan keteguhan hati. Pada kesempatan ini Gema Suara Choir DWP Kemenbud menyanyikan dua lagu, yakni Selalu Ada di Nadimu, Bunga Citra Lestari; dan Kumpul Bocah, Vina Panduwinata. Dua lagu ini dipilih karena merepresentasikan cinta tulus seorang Ibu, budaya yang terus hidup lewat tawa dan kasih sayang, serta penghormatan untuk dedikasi dan keteguhan perempuan Indonesia.

Seperti yang tercermin dalam surat-surat yang ditulis oleh R.A. Kartini yang menyimpan makna rasa syukur, perjuangan, dan kesadaran akan tanggung jawab kolektif, Kementerian Kebudayaan memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa semangat perjuangan Kartini yang didasarkan pada pendidikan dan pemberdayaan, tetap hidup dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat.

Semangat ini juga diwujudkan melalui sinergi Kementerian Kebudayaan dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, sebagai langkah nyata membangun ekosistem seni yang inklusif, responsif terhadap isu gender, dan berkomitmen menciptakan ruang aman bagi perempuan dan anak untuk berekspresi.

Masih dalam rangkaian Merayakan Hari Kartini, sebelumnya Menbud Fadli Zon telah membuka Pameran “Sunting: Jejak Perempuan Indonesia Penggerak Perubahan” di Museum Nasional Indonesia. Selanjutnya, sekaligus menutup rangkaian kegiatan, bertepatan dengan Hari Bumi yang jatuh pada 22 April, Kementerian Kebudayaan bersama Dharma Wanita Persatuan akan merayakan Hari Kartini di Galeri Nasional Indonesia yang dibalut dengan semangat keberlanjutan alam, pemeliharaan lingkungan, serta kearifan lokal dalam merawat bumi.

[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]